Rabu, 23 Maret 2011

Pola Pendidikan Anak Usia Dini Dalam Keluarga

Oleh : Hadi Siswanto1)

Abstract
Education is a human potency development process. Education, especially early childhood health education, is a process to be healthy person as a productive and dignified human being. Basically, early childhood health education is supposed to answer how the child starts to grow, feel and think logically about health. This health education can be effective when parents and society have knowledge of early child needs, growth and development as well as skill of caring for, loving and teaching method. Strategy, method and substance applied in health education orient to edutainment and growth and development phases through many pathern like democtraticts and dialogist roads . Basic health care, balance and adequate nutrition (care for), love and healthy environment as psychosocial stimulation (love) as direct experiences and playing chances as intellectual development method (teach), finally, will lead to optimum growth and development, intelligence, and healthy character and behavior. Early childhood health education must be able to be a four-wall pyramid which can move on the national ideology static table. When it is moved, the first wall functions as health education technology and science, the second as efforts of many techniques and methods, the third as condition of quality and its function of searching, creating and figuring out quality of optimum child’s growth and development, and finally, the fourth wall presents figure of healthy child on early ages as national main components in the future.
Keywords : early childhood health education, parents roles, concrete experiences, edutainment

Ucapan Selamat

Aduh, selamat Bung! Kapan berdialog yang seru lagi?
Bung Kecil

Faktor-faktor yang berhubungan dengan perilaku merokok

Sri Astuti dan Hadi Siswanto

ABSTRAK

Persentase merokok tahun 2007 setiap hari penduduk umur > 10 tahun adalah 23,7 %, dan persentase terbesar penduduk perokok usia muda 15-19 tahun adalah 53%. Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif dengan pendekatan cross sectional. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perilaku merokok pada siswa-siswi (remaja) yang merokok adalah 56,8% dan yang tidak merokok adalah 43,2%. Variabel yang mempunyai hubungan bermakna (p < 0,05) dengan perilaku merokok adalah jenis kelamin p value =0,039 (p<0,05), pengetahuan p value = 0,020 (p < 0,05), sikap p value =0,043, pengaruh teman p value =0,0005 (p<0,05), dan pengaruh keluarga p value =0,001 (p<0,05). Variabel yang tidak bermakna dalam penelitian ini adalah variabel umur p value = 1,000, (p > 0,05), daya beli p value = 0,499 (p > 0,05), ketersediaan fasilitas p value =0,648 (p > 0,05). Berdasarkan hasil penelitian ini disimpulkan bahwa perilaku merokok siswa-siswi di SMA Ksatrya Jakarta Pusat sudah berada pada taraf yang sangat membahayakan terbukti dengan jumlah responden 88 pelajar ternyata lebih dari separuh pelajar (50 pelajar) adalah merokok.Kepala sekolah dan guru hendaknya tidak merokok di lingkungan sekolah, agar memasang poster tentang larangan merokok, orang tua mengawasi pergaulan anak karena teman menjadi faktor yang paling dominan dalam perilaku merokok. Untuk Pemerintah agar mengawasi dan membatasi iklan rokok di media massa baik elektronik maupun media cetak serta melaksanakan peraturan daerah tentang larangan merokok di tempat umum dengan memberikan sanksi.

PERSPEKTIF KESEHATAN LINGKUNGAN DALAM PERSAINGAN GLOBAL

Oleh : Dr. Hadi Siswanto, SKM, MPH

Ringkasan
Kesehatan dan lingkungan yang baik dan sehat merupakan hak asasi manusia dan merupakan bagian dari kesejahteraan. Lingkungan baik fisik, biologik dan sosial memiliki pengaruh yang besar terhadap derajat kesehatan (welbeing). Menempatkan kesehatan dan lingkungan yang baik dan sehat sebagai hak, maka kesehatan lingkungan memiliki arti penting dan strategis untuk mewujudkan hak dan meningkatkan kualitas hidup manusia. Perspektif kesejarahan kehidupan manusia tidak terlepas dari kondisi lingkungan. Alam dan lingkungan manusia cukup memberikan kehidupan yang sehat dan lingkungan memiliki dampak besar tehadap derajat kesehatan (welbeing), dalam kenyataan didapatkan sanitasi lingkungan masih buruk. Secara global, perspektif kesehatan terjadi perubahan mendasar yaitu perubahan pandangan kesehatan yang semula berorientasi kepada penyakit, cacad dan kelemahan bergeser ke pandangan sehat fisik, mental dan sosial yang produktif. Perubahan ini sejalan dengan perubahan paradigma sakit ke paradigma sehat dan perubahan peran lingkungan dan kesehatan lingkungan yang bermanifestasi bertambah besar dan penting peran kesehatan lingkungan sebagai ilmu maupun sebagai upaya untuk mewujudkan kondisi lingkungan yang baik dan sehat sebagai komponen dari kualitas hidup manusia di tengah-tengan persaingan global. Oleh karena itu di tengah-tengah persaingan global ini perlu dan penting untuk membawa kesehatan lingkungan ke arus utama dalam pembangunan manusia, dan terutama di daerah di dalam tataran aplikasinya.